Beberapa penelitian di Bali, 2005 menunjukkan bahwa insiden DM angka kejadian diabetes melitus di masyarakat mencapai lebih dari 13,5% dan diperkirakan jumlah ini akan terus meningkat seiring dengan perubahan pola hidup sehat dan pola makan masyarakat. Temuan tersebut semakin membuktikan bahwa penyakit diabetes mellitus (DM) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sangat serius (Depkes.go.id, 2005).
Demikian tadi bila diabetes melitus dilihat dari segi medis. Bila dilihat dari sudut keperawatannya tentunya sebagai perawat kita melakukan asuhan keperawatan dan di Blog Keperawatan ini pula telah dibahas dan juga diposting mengenai askep diabetes melitus. Nah di kali ini Blog Keperawatan akan sharing sedikit mengenai faktor resiko diabetes melitus ini dan semoga dengan mengenal akan faktor resiko diabetes melitus / DM ini dapat memberikan manfaat serta berguna.
Penyakit diabetes melitus ini tidak bisa disembuhkan, namun bisa dikendalikan dan juga kontrol yang baik tentunya dengan rajin dalam hal mengontrol kadar gula darah. Kontrol yang ketat ini akan bisa mencegah terjadinya komplikasi DM pada pasien dengan diabetes. Karena komplikasi penyakit diabetes melitus (DM) ini banyak macamnya pula. Penyakit diabetes melitus dapat dihindari apabila setiap individu melakukan tindakan pencegahan, antara lain mengetahui faktor resiko diabetes melitus ini.
Faktor resiko penyakit DM ini ada dua faktor yang mempengaruhi yaitu faktor yang dapat dimodifikasi dan faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi.
Faktor resiko diabetes melitus yang dapat dimodifikasi diantaranya yaitu :
- Obesitas (kegemukan). Analisis yang dilakukan di Jakarta melihat adanya korelasi yang bermakna antara obesitas dengan kadar gula darah. Obesitas secara tersendiri tidak sampai menimbulkan diabetes, walaupun hal ini jelas dapat menaikkan kadar gula darah seseorang. Mekanisme hubungan antara obesitas sebagai faktor risiko diabetes, sampai saat ini masih belum diketahui secara jelas benar. Yang sudah diketahui adalah bahwasannya diabetes melitus mempunyai etiologi multifaktorial dengan obesitas sebagai salah satu faktornya (Sarwono, 1996).
- Merokok. Merokok merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia karena merokok dapat menimbulkan kematian. Bila pada tahun 2000 hampir 4 juta orang meninggal akibat merokok, maka pada tahun 2010 akan meningkat menjadi 7 dari 10 orang yang akan meninggal karena merokok. Di Indonesia, 70% penduduknya adalah perokok aktif. Dilihat dari sisi rumah tangga, 57 persennya memiliki anggota yang merokok yang hampir semuanya merokok di dalam rumah ketika bersama anggota keluarga lainnya. Artinya, hampir semua orang di Indonesia ini merupakan perokok pasif (Depkes.go.id, 2005).
- Stressor / stres. Stres memang faktor yang dapat membuat seseorang menjadi rentan dan lemah, bukan hanya secara mental tetapi juga fisik. Penelitian terbaru membuktikan komponen kecemasan, depresi dan gangguan tidur malam hari adalah faktor pemicu terjadinya penyakit diabetes khususnya di kalangan pria. Para ahli dari Karolinska Institute Swedia menemukan, pria yang memiliki tingkat stres psikologisnya tinggi tercatat memiliki risiko dua kali lipat menderita diabetes tipe-2 dibandingkan mereka yang tingkat stres psikologisnya rendah.
- Hipertensi. Di Amerika telah meneliti hubungan antara tekanan darah dengan diabetes tipe 2 dan menemukan bahwa wanita yang memiliki tekanan darah tinggi berisiko 3 kali terkena diabetes dibandingkan dengan wanita yang memiliki tekanan darah rendah. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa wanita yang memiliki hipertensi, berisiko 3 kali lipat menjadi diabetes dibandingkan dengan wanita yang memiliki tekanan darah optimal (Escardio, 2007).
- Umur di atas 45 tahun keatas.
- Faktor keturunan.
- Ras.
- Riwayat menderita diabetes gestasional.
- Mempunyai riwayat melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4,5 kg.
- Jenis kelamin.
0 comments:
Post a Comment