Nah seperti biasanya pada Blog Keperawatan kali ini akan sedikit share mengenai demam berdarah ini ditinjau dari segi keperawatannya yaitu tentang demam berdarah dan semoga pula demam berdarah ini akan bisa memberikan manfaat bagi kita semua.
Langsung saja sahabat menuju kepada topik utama dalam pembahasan demam berdarah ini. Dalam melaksanakan sebuah asuhan keperawatan tentunya dimulai dari sebuah pengkajian. Demikian pula dengan demam berdarah kita kali ini. Data yang kita ambil dalam sebuah pengkajian terdiri dari dua yaitu data subyektif yaitu data yang didapatkan dari keluhan pasien ataupun dari keluarga pasien. Dan satu lagi yaitu data obyektif yaitu data yang kita peroleh dari hasil pengamatan seorang perawat yang sedang melakukan pengkajian.
Data Subyektif yang biasanya kita dapatkan pada saat melakukan pengkajian pada DHF ini adalah :
- Demam / panas.
- Lemah / kelemahan.
- Mual, anorexia, sakit pada saat menelan.
- Pegal-pegal pada seluruh tubuh.
- Nyeri pada otot dan sendi.
- Sakit kepala.
- Konstipasi (sembelit).
- Suhu tubuh tinggi, menggigil, wajah tampak kemerahan.
- Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor.
- Tampak bintik merah pada kulit (petekia), uji torniquet (+), epistaksis, ekimosis, hematoma, hematemesis, melena.
- Hiperemia pada tenggorokan.
- Nyeri tekan pada epigastrik.
- Pada palpasi teraba adanya pembesaran hati dan limpa.
- Trombositopenia.
- Hemoglobin meningkat > 20 %.
- Ig G dengue didapatkan dengan hasil positif.
- Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat).
- Pada pemeriksaan kimia darah akan didapatkan hipoproteinemia, hiponatremia, hipokloremia.
- Waktu perdarahan memanjang.
- SGOT/SGPT mungkin meningkat.
- Asidosis metabolik.
- Ureum dan pH darah mungkin meningkat.
- Pada pemeriksaan urine dijumpai albuminuria ringan.
Diagnosa keperawatan yang timbul dalam DHF ini diantaranya yaitu :
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit (viremia).
Tujuan Yang diharapkan :
- Suhu tubuh normal (36 – 370C).
- Pasien bebas dari demam.
- Observasi tanda-tanda vital (suhu, nadi, tensi, pernafasan) setiap 3 jam.
- Kaji saat timbulnya demam.
- Berikan kompres hangat.
- Anjurkan pasien untuk banyak minum sekitar 2,5 liter/24 jam.
- Kolaborasi medis dalam memberikan terapi cairan intravena dan obat-obatan sesuai program dokter.
2. Nyeri berhubungan dengan proses patologis penyakit.
Tujuan yang diharapkan :
- Nyeri berkurang atau hilang.
- Rasa nyaman pasien terpenuhi.
- Kaji tingkat dan skala nyeri yang dialami pasien.
- Alihkan perhatian pasien dari rasa nyeri.
- Berikan posisi yang nyaman, usahakan situasi ruangan yang tenang dan theraupetik.
- Kolaborasi medis pemberian obat-obatan analgetik.
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi, kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.
Tujuan yang diharapkan :
- Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi.
- Porsi makan pasien bisa dihabiskan.
- Kaji keluhan mual, sakit menelan, dan muntah yang dialami pasien.
- Berikan makanan dalam porsi kecil dan dalam frekuensi yang sering.
- Berikan makanan yang mudah ditelan seperti halnya bubur.
- Catat jumlah / porsi makanan yang dihabiskan oleh pasien setiap hari.
- Kolaborasi medis dalam pemberian obat-obatan antiemetik.
4. Kurangnya volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas dinding plasma.
Tujuan yang diharapkan : Volume cairan terpenuhi.
Intervensi Keperawatan :
- Kaji tanda-tanda vital dan juga keadaan umum pasien.
- Anjurkan pasien untuk banyak minum.
- Catat intake dan output.
- Observasi tanda-tanda syock.
- Kolaborasi medis dalam pemberian cairan melalui Intra Vena (infus).
5. Gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kondisi tubuh yang lemah.
Tujuan yang diharapkan :
- Kebutuhan aktifitas sehari-hari pasien terpenuhi.
- Pasien mampu mandiri setelah bebas demam.
- Kaji keluhan pasien.
- Kaji hal-hal yang mampu atau yang tidak mampu dilakukan oleh pasien.
- Letakkan barang-barang di tempat yang mudah terjangkau oleh pasien.
- Bantu pasien untuk memenuhi kebutuhan aktivitasnya sehari-hari sesuai tingkat keterbatasan pasien.
0 comments:
Post a Comment